Sejak ribuan
tahun lalu Lumbricus rubellus telah banyak
digunakan oleh masyarakat Cina sebagai obat berbagai macam penyakit
(Mihara et al., 1991). Kandungan gizi
Lumbricus rubellus cukup tinggi,
terutama kandungan
proteinnya yang mencapai
64-76% (Palungkun, 2008). Kandungan protein
cacing ini ternyata
lebih tinggi dari
sumber protein lainnya, misalnya
daging (65%) dan kacang kedelai (45%). Oleh karena itu, di Jepang, Hongaria,
Thailand, Filipina, dan Amerika Serikat cacing ini juga dimanfaatkan sebagai
bahan makanan manusia
selain digunakan untuk ramuan obat dan bahan kosmetik Protein
yang sangat tinggi pada tubuh Lumbricus rubellusini terdiri dari setidaknya
sembilan asam amino
esensial dan empat
macam asam amino non-esensial. Asam amino
esensial ini antara
lain arginin, histidin, leusin, isoleusin, valin, metionin,
fenilalanin, lisin, dan treonin. Sedangkan asam
amino non-esensial ialah sistin, glisin, serin, dan tirosin (Palungkun,
2008)
Banyaknya
asam amino yang terkandung dalam tubuh cacing tanah ini memberikan gambaran
bahwa tubuhnya mengandung berbagai jenis enzim yang sangat
berguna bagi kesehatan
manusia. Dari berbagai
penelitian didapat bahwa Lumbricus
rubellus mengandung enzim Lumbrokinase, peroksidase, katalase, dan
selulosa (Palungkun, 2008).
Selain protein,
kandungan gizi lainnya
yang terdapat dalam
tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10%, kalsium 0,55%, fosfor 1%,
dan seratkasar 1,08%. Cacing
tanah juga mengandung
auxin yang merupakan
zat perangsang tumbuh untuk tanaman (Palungkun, 2008).
Cacing tanah selama ini
diketahui sebagai makhluk yang berguna untuk menyuburkan tanah dan makanan
ternak. Cacing tanah memiliki manfaat yang sangat besar, seperti di Korea
selatan dan Taiwan cacing telah dikonsumsi oleh manusia untuk sumber protein
hewani dan pengobatan tradisional, yang sangat di kenal sebagai Negara yang
banyak mengekspor cacing tanah (Arlen,H.J, 1997).
Kegunaan cacing tanah
sebagai penghancur gumpalan darah (fibrymolisis) telah di uji kebenarannya oleh
Fredericq dan Krunkenberg pada tahun 1920. Selain itu, Mihara hisahi, peneliti
asal Jepang, berhasil mengisolasi enzim pelarut fibrin dalam cacing tanah yang
bekerja sebagai enzim proteolitik. Enzim tersebut kemudian dinamai lumbrokinase
karena berasal dari cacing lumbricus. Kemudian enzim tersebut diproduksi secara
komersial di Kanada sebagai obat stroke, mengobati penyumbatan pembuluh darah
jantung (ischemic) dan tekanan darah tinggi Di Australia pun dilaporkan ada
masyarakat yang melahap cacing tanah mentah yang masih hidup karena dipercaya
dapat menyegarkan badan (Khairuman dan Amri, 2009).
Salam Worm House Media Farmme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar