Breaking News

Kamis, 05 Maret 2015

Kandungan Nutrisi Cacing Lumbricus Yang Bermanfaat Bagi Kehidupan

Sejak  ribuan  tahun  lalu Lumbricus  rubellus telah  banyak  digunakan oleh masyarakat Cina sebagai obat berbagai macam penyakit (Mihara et al., 1991). Kandungan  gizi Lumbricus   rubellus cukup  tinggi,  terutama kandungan  proteinnya  yang  mencapai  64-76%  (Palungkun,  2008). Kandungan  protein  cacing  ini  ternyata  lebih  tinggi  dari  sumber  protein lainnya, misalnya daging (65%) dan kacang kedelai (45%). Oleh karena itu, di Jepang, Hongaria, Thailand, Filipina, dan Amerika Serikat cacing ini juga dimanfaatkan  sebagai  bahan  makanan  manusia  selain  digunakan  untuk ramuan obat dan bahan kosmetik Protein yang sangat tinggi pada tubuh Lumbricus rubellusini terdiri dari  setidaknya  sembilan  asam  amino  esensial  dan  empat  macam  asam amino  non-esensial. Asam  amino  esensial  ini  antara  lain  arginin,  histidin, leusin, isoleusin, valin, metionin, fenilalanin, lisin, dan treonin. Sedangkan asam  amino non-esensial ialah sistin, glisin, serin, dan tirosin (Palungkun, 2008)
Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh cacing tanah ini memberikan gambaran bahwa tubuhnya mengandung berbagai jenis enzim yang  sangat  berguna  bagi  kesehatan  manusia.  Dari  berbagai  penelitian didapat  bahwa  Lumbricus  rubellus mengandung  enzim  Lumbrokinase, peroksidase, katalase, dan selulosa (Palungkun, 2008).
Selain  protein,  kandungan  gizi  lainnya  yang  terdapat  dalam  tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10%, kalsium 0,55%, fosfor 1%, dan seratkasar  1,08%.  Cacing  tanah  juga  mengandung  auxin  yang  merupakan  zat perangsang tumbuh untuk tanaman (Palungkun, 2008).
Cacing tanah selama ini diketahui sebagai makhluk yang berguna untuk menyuburkan tanah dan makanan ternak. Cacing tanah memiliki manfaat yang sangat besar, seperti di Korea selatan dan Taiwan cacing telah dikonsumsi oleh manusia untuk sumber protein hewani dan pengobatan tradisional, yang sangat di kenal sebagai Negara yang banyak mengekspor cacing tanah (Arlen,H.J, 1997).

Kegunaan cacing tanah sebagai penghancur gumpalan darah (fibrymolisis) telah di uji kebenarannya oleh Fredericq dan Krunkenberg pada tahun 1920. Selain itu, Mihara hisahi, peneliti asal Jepang, berhasil mengisolasi enzim pelarut fibrin dalam cacing tanah yang bekerja sebagai enzim proteolitik. Enzim tersebut kemudian dinamai lumbrokinase karena berasal dari cacing lumbricus. Kemudian enzim tersebut diproduksi secara komersial di Kanada sebagai obat stroke, mengobati penyumbatan pembuluh darah jantung (ischemic) dan tekanan darah tinggi Di Australia pun dilaporkan ada masyarakat yang melahap cacing tanah mentah yang masih hidup karena dipercaya dapat menyegarkan badan (Khairuman dan Amri, 2009).
Salam Worm House Media Farmme

Tidak ada komentar:

Posting Komentar